Cegah Bullying Secara Menyeluruh, Kamad : Dukung dan Cegah Walaupun Kecil

 

Hulu Sungai Selatan (MIN 17 HSS) – “Cegah bullying secara menyeluruh pencegahan bullying di Madrasah walaupun kecil” ucap Lailatul Kubera, S. Ag pada saat mengikuti seminar anti bullying se-Kalimantan Selatan secara daring dengan tema “Mewujudkan Madrasah Ramah, Aman, dan Bebas Bullying”. (12/03/2025) di ruang guru MIN 17 HSS.

Seminar ini dibuka oleh Dr. Drs. H. Muhammad Tambrin, M. M. Pd. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan ini diikuti tenaga pendidik se-Kalimantan Selatan, tentunya tenaga pendidik MIN 17 HSS juga ikut berpartisipasi mengikuti seminar anti bullying ini. Dimulai dari jam 09.00 – 15.00 WITA dengan diisi beberapa narasumber yang akan menyampaikan pencegahan atau penanganan dalam kasus perundungan (bullying).

Kepala Kanwil menyampaikan adanya seminar ini dilatarbelakangi atas maraknya kasus perundungan (bullying) yang terjadi di dunia pendidikan, baik kekerasan anak, antar siswa, guru, bahkan wali murid. Untuk mencegah hal tersebut dalam satuan pendidikan yang paling penting adalah kepala madrasah menjadi contoh untuk guru dan siswa dalan menghindari sifat perundungan (bullying).

“Bullying dalam pendidikan, ini menimbulkan keprihatinan dalam karakter seorang anak. Sehingga kegiatan ini dengan tujuan agar satuan pendidikan bisa mewujudkan lingkungan yang bebas dari bullying, bebas kekerasan. Bagaimana cara pencegahannya, penanganannya, bisa dimulai dari kepala madrasah menjadi role model untuk sesama guru, kemudian guru menjadi role model untuk anak didiknya di kelas. Dengan begitu penanganannya kita lakukan dari hal terkecil terlebih dahulu”, ungkap kepala kanwil ketika pembukaan seminar.

Dilanjutkan narasumber Yuli Herlina, M. Psi., psikolog Dosen UIN Antasari Banjarmasin, mengisi materi “Strategi Madrasah dalam Pencegahan dan Penanganan Kasus Bullying” melalui zoom meeting. Kebanyakan bullying yang diketahui hanya bersifat fisik, melainkan bullying juga ada yang bersifat verbal seperti hinaan, cyber bullying melalui media sosial, bulllying seksual, bullying psikologis, serta bullying sosial.

“dalam bullying cenderung masyarakat ataupun pihak pendidikan tidak melaporkan adanya kejadian bullying, hal itu dapat kita katakan masih kurangnya kesadaran rasa peduli terhadap korban bullying. Dalam ruang lingkup madrasah dikenal dengan kekenatalan nilai – nilai agamanya, tapi masih saja ada yang namanya perundungan (bullying). Hal tersebut ada beberapa strategi kita tanamkan” pungkasnya.

Strategi yang harus kita tanamkan dalam pencegahan dan penanganan terhadap anti bullying di madrasah, yaitu melalui pendekatan karakter berbasis nilai islam, berbasis akhlakul karimah, serta tempat pembentukan moral dan lingkungan sosial yang sehat bagi siswa. Tidak hanya siswa, tetapi guru dan wali murid juga terlibat dalam pencegahan ini. Hal tersebut dapat membantu siswa merasa aman, terlindungi, percaya diri, tumbuh dalam potensi yang dimiliki.

Hal tersebut berkaitan dengan materi yang disampaikan Shanty Komalasari, M.psi., Psikolog Dosen UIN Antasari Banjarmasin tentang “Mambangun Kepercayaan Diri dan Mental yang Kuat”. Menurutnya, tingkatkan kepercayaan diri dengan SAKA (sadari potensi, atasi ketakutan, kembangkan keberanian, dan apresiasi progres) dan mental yang kuat dengan TEGAR (terima tantangan, evaluasi diri, gunakan strategi positif, ambil tindakan, dan rangkul dukungan).

“Dengan membangun kepercyaan diri mampu mengenali kelebihan dan kekuatan diri, mampu menghadapi tantangan, berani berbicara dan bertindak dengan kata kunci coba terus, kemudian merayakan setiap pencapaian sekecil apapun. Tumbuhnya kuat mental dengan melatih melawan hal – hal kecil, berani melawan sesuatu yang sulit ataupun tidak nyaman, melatih mengelola emosi dalam menghadapi suatu masalah ”, jelasnya.

 

Penulis : norhasanah

Fg : hasan