Fasda Literasi: Teknik Analisis “Mengapa” Dan Prognosis “Lalu”, Sederhana Namun Sangat Berguna Untuk Mendukung Keterampilan Menulis Peserta Didik
Kandangan (MIN 17 HSS) – Fasilitator Daerah (Fasda) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Literasi Jenjang Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Teguh Prasetyo Nugroho, S.Pd.I., Gr. menyatakan bahwa teknik analisis “mengapa” dan teknik prognosis “lalu” merupakan hal sederhana yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu peserta didiknya untuk memunculkan ide menulis. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam kegiatan PKB Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKGMI) Kecamatan Daha Utara, Rabu (04/10/23).
Teguh yang
juga guru kelas di MIN 17 HSS ini menyampaikan materi Unit Pembelajaran (UP)
Keterampilan Menulis yang terdiri dari pemodelan menulis, strategi menulis
bersama, dan strategi menulis mandiri. Pihaknya
memberikan keterangan bahwa pemodelan menulis terkait dengan strategi guru
dalam memberikan contoh dan bimbingan menulis yang baik. Guru mendemonstrasikan
langkah-langkah menulis huruf maupun angka, bagaimana bentuknya, dari mana
memulai dan ke mana arah gerakan tangan.
Sementara
dalam strategi menulis bersama dan strategi menulis mandiri jenjang ibtidaiyah,
peserta didik diberikan bimbingan agar dapat menulis sebuah cerita pendek
(cerpen). Di sinilah Teguh memberikan contoh penggunaan teknik analisis
“mengapa” dan prognosis “lalu”. Misalkan
guru membimbing peserta didik menulis cerita dengan inspirasi musim kemarau,
lalu banyak lahan kekeringan, lalu ada orang yang sengaja membakar lahan, lalu
kebakaran hutan dan lahan, lalu terjadi kabut asap, lalu banyak orang terserang
penyakit ispa, dan seterusnya. “Nah dari sinilah ide menulis itu muncul,
kemudian tinggal dikembangkan dan dirangkai menjadi sebuah cerita yang runtut,”
tuturnya.
Teguh
mengaku mendapati teknik sederhana dan cepat untuk mencipta cerita itu dalam
buku Mahir Mendongeng tulisan Kak Bimo seorang master kisah/dongeng
Indonesia.
Penulis: Yani
Komentar
Posting Komentar