Optimalkan Kegiatan Belajar Dari Rumah, MIN 17 HSS Berikan Kuota Internet Bagi Siswa dan Guru
Covid-19 yang mewabah di Indonesia berimbas kepada
banyak hal, termasuk bidang pendidikan. Selama ini madrasah menjadi tempat
utama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa. Lima
sampai enam hari seminggu, ratusan murid dan guru bertemu. Namun mengingat penularan virus ini sangat
mudah terjadi lewat kerumunan masa, mau tak mau dampaknya dirasakan oleh madrasah
juga. Untuk menghindari penyebaran Covid-19, terhitung sejak 23 Maret 2020 Kepala
Kementerian Agama Kab. Hulu Sungai Selatan menginstruksikan agar pembelajaran
di madrasah ditiadakan, diganti dengan kegiatan belajar dari rumah.
Dua pekan pertama kegiatan belajar dari rumah
berjalan dengan penugasan yang telah disusun guru kelas maupun guru mata
pelajaran. Siswa dapat berkonsultasi
maupun melaporkan tugasnya melalui WhatsApp Group yang diampu wali kelas
masing-masing. Tugas-tugas tersebut bisa menjadi alternatif kegiatan bagi siswa
selama tidak ke madrasah. Karena sifatnya yang tidak memberatkan ini, siswa
tidak dituntut untuk memiliki gawai pribadi.
Melihat situasi dan kondisi yang belum memungkinkan
untuk menggelar proses KBM di madrasah, pemerintah daerah dan Kementerian Agama
Kab. Hulu Sungai Selatan mengeluarkan surat edaran perpanjangan masa tanggap darurat
Covid-19 hingga waktu yang relatif lama. Menyikapi itu, MIN 17 HSS mengambil beberapa
langkah sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi Covid-19 di lingkungan
madrasah, antara lain dengan pengadaan wastafel portabel dan sabun cuci tangan,
pembagian masker, hingga pemberian kuota internet untuk menunjang kegiatan
belajar dari rumah bagi guru dan siswa. “Kita
alokasikan dari pengalihan sebagian dana BOS yang boleh digunakan untuk
penanganan Covid-19 di madrasah”, tutur Ibu Lailatul Kubera, Kepala Madrasah
MIN 17 HSS.
Dengan mempedomani SE Direktorat KSKK Madrasah
Kementerian Agama RI nomor B-699/Dt.I.I/PP.03/03/2020, pada hari Rabu (15/4)
dilaksanakan penyerahan kuota internet sebesar 2GB per anak kepada kelas yang
menjadi pilot project, yaitu kelas 4A dan kelas 5A. Kedua kelas ini
dirasa siap menjalankan pembelajaran daring secara penuh. Mulai dari aktivasi
akun, proses belajar, hingga kemajuan belajar, semua dapat dipantau melalui
daring oleh guru dan orangtua. Sedangkan kelas-kelas yang lain tetap
menjalankan kegiatan belajar dari rumah semi daring dipandu oleh wali kelas
seperti sebelumnya. Penyerahan ini dilakukan di lapangan terbuka dan tetap
dengan menerapkan physical distancing. Juga tidak berlama-lama, setelah
pemaparan tujuan dan himbauan-himbauan dari Kepala Madrasah, siswa diminta
segera pulang ke rumah masing-masing.
MIN 17 HSS sendiri sebetulnya telah mempersiapkan pembelajaran
melalui e-Learning Madrasah Kementerian Agama, namun sebagai awalan, 34 anak
yang menjadi pilot project tersebut menggunakan situs hasil kerjasama
Direktorat KSKK Kementerian Agama RI, yakni dragonlearn.org, dan beberapa
pembelajaran lain yang mudah untuk diakses.
Kuota internet yang diberikan ini diharapkan juga dapat membantu siswa
untuk mengikuti streaming program Kemendikbud berupa tayangan Belajar
dari Rumah lewat kanal TVRI bagi yang kesulitan menyimak dari layar kaca.
Proses belajar
bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dari dan oleh siapa saja. Tidak
terpaku pada ruang-ruang kelas dan guru tertentu yang jumlahnya bisa jadi
sangat terbatas. Justru dalam situasi sekarang ini adalah pembuktian bahwa kita
tetap dapat bersinergi. Siswa berlatih mandiri, orangtua mendampingi dan
mengawasi, guru mengarahkan dan melayani konsultasi, madrasah memfasilitasi. Kegiatan
belajar tak boleh terhenti di tengah pandemi. Dari situlah kita dan anak-anak
kita dididik untuk selalu tangguh menghadapi berbagai kondisi.
#BelajarDariRumah
#BahagiaBelajar #TetapDiRumahSaja #BersamaLawanCorona
Komentar
Posting Komentar