MIN 17 HSS Laksanakan Program S3B dan Harus Bisa





Pendidikan yang bermutu mutlak diperlukan dewasa ini. Karena dengan pendidikan yang bermutu diharapkan generasi bangsa akan dapat menjawab tantangan zaman industri 4.0. Selain itu madrasah sebagai penyelenggara pendidikan agama di Indonesia, juga harus mampu menanamkan pondasi keislaman yang kokoh disertai jiwa pancasila yang kuat. Ya,.. generasi bangsa yang tak hanya cerdas, namun juga cinta tanah air dan tetap memegang teguh akidah serta mampu menerapkan prinsip-prinsip keislaman dalam kehidupannya.  

MIN 17 HSS adalah sebuah sekolah tingkat dasar yang berlokasi di Kecamatan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Lokasi ini dapat dijangkau melalui perjalanan darat selama 4 jam dari kota Banjarmasin. Karena Kecamatan Daha Utara dan sekitarnya (wilayah ini lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Nagara) merupakan bekas wilayah kerajaan kuno di Kalimantan Selatan, maka tak heran jika budaya daerah masih sangat kental dirasakan di madrasah ini. Sebagaimana pola masyarakat kebanyakan di wilayah tersebut, hampir seluruh siswa dan guru di MIN 17 HSS berkomunikasi menggunakan Bahasa Daerah Banjar, termasuk dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga Bahasa Indonesia sangat minim digunakan. Hal Ini mengakibatkan kurang optimalnya kemampuan berbahasa Indonesia pada siswa MIN 17 HSS. 

Kurang optimalnya kemampuan berbahasa Indonesia pada siswa MIN 17 HSS ini jika dilihat dari sisi urgensi sangat mendesak untuk diselesaikan, karena kemampuan berbahasa Indonesia menjadi prasyarat bagi siswa agar dapat menguasai materi pembelajaran. Dilihat dari segi tingkat kegawatannya, masalah ini dipandang gawat karena jika kemampuan berbahasa Indonesia tidak meningkat dan penguasaan materi tidak optimal maka siswa tidak dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kemudian jika dilihat dari segi pertumbuhanya maka masalah ini tumbuh cepat karena terkait kemampuan siswa. Dikhawatirkan ketika siswa mencapai tingkat terakhir di kelas enam mereka akan mengalami kesulitan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (SKL). Apabila siswa tidak mampu mencapai Standar Kompetensi Lulusan, maka tujuan pendidikan sebagaimana di tetapkan dalam visi-misi madrasah tidak tercapai.

Sejalan dengan visi MIN 17 Hulu Sungai Selatan yaitu “Mewujudkan Madrasah yang Unggul dan Lulusan yang Berprestasi Serta Terampil Berdasarkan Iman dan Taqwa”, maka Teguh Prasetyo Nugroho, S.Pd.I selaku guru yang masih berstatus CPNS dan baru ditugaskan mulai Bulan Mei 2019 di MIN 17 HSS sebagai guru kelas 5A mencoba melakukan assesment dan memulai langkah kecil yang diharapkan mampu menjadi solusi atas masalah di atas. Akhirnya tercetuslah program "S3B" dan "Harus Bisa".
  
"S3B" Satu Siswa Satu Buku adalah program yang mewajibkan siswa untuk menyumbangkan satu buku bacaan untuk pojok baca di kelas. Hal ini dimaksudkan agar tumbuh budaya literasi sehingga anak cinta membaca. Selanjutnya setelah siswa cinta membaca maka diharapkan mampu memperkaya kosakata dalam Bahasa Indonesia. program S3B ini juga menjadi faktor pendukung bagi program "Harus Bisa".

Program "Harus Bisa" sendiri merupakan program Hari Khusus Berbahasa Indonesia. Jadi setiap hari Senin dan Kamis, siswa dan guru di MIN 17 HSS wajib berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sebagai kontrol terlaksananya program ini, masing-masing siswa menuliskan jumlah kesalahan bahasa selama satu hari di madrasah ke dalam buku pantau yang dirancang khusus. Tak hanya kontrol pribadi, namun teman sejawat dan guru pun dapat ikut menegur langsung serta membubuhkan catatan kesalahan bahasa pada buku pantau siswa ini setiap kali ada siswa yang melakukan kesalahan pengunaan bahasa.

Awal mula kegiatan ini dirintis, banyak siswa yang merasa minder dan malu untuk berbahasa Indonesia. Sementara gurunya banyak yang kikuk dan tak jarang saling tertawa di sela-sela kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia. namun akhirnya setelah berjalan dua minggu, sebagian besar siswa merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia. Di akhir progam, madrasah memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi dalam melaksanakan program S3B dan Harus Bisa ini. Adapun penentuan siswa berprestasi didasarkan pada peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia yang dianalisis melalui catatan buku pantau program. Hadiah berupa trophy dan piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Kepala Madrasah saat Upacara Bendera. dalam kesempatan itu juga Kepala MIN 17 HSS, Ibu Lailatul Kubera, S.Ag juga menyampaikan apresiasi dan harapan akan keberlanjutan program S3B dan Harus Bisa agar visi MIN 17 HSS  dalam Mewujudkan Madrasah yang Unggul dan Lulusan yang Berprestasi Serta Terampil Berdasarkan Iman dan Taqwa dapat tercapai. (tpn)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khataman Al-Qur’an Masal Peserta Didik Kelas VI Tingkat Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Daha Selatan dan Daha Utara

Harumkan Nama Madrasah, Pesdik MIN 17 HSS Raih Prestasi Lomba Giat Prestasi V di Pontren Darul Amien TMI

MIN 17 HSS Laksanakan Shalat Hajat Dalam Rangka Persiapan Pelaksanaan Asesmen Madrasah (AM) dan Perpisahan Pesdik kelas VI tahun 2024/2025